Sebuah surat?

Oleh KIMZ16 

 

Misty Alara. Seorang gadis remaja berambut hitam panjang dan mata yang berwarna cokelat, ia tinggal sendirian di rumahnya yang sederhana. Di mana keluarganya? Misty tidak tahu. Saat berumur sebelas tahun, Misty pernah mengalami kecelakaan. Ia koma dan bangun setelah satu tahun dirawat di rumah sakit.  

Saat terbangun dari komanya, Misty merasa aneh karena seingatnya Ia tidak pernah membayar biaya pengobatan karena merasa sangat penasaran, Misty memutuskan untuk bertanya kepada dokter yang merawatnya tentang biaya pengobatannya. Akan tetapi, dokter itu mengatakan bahwa ada seorang wanita yang datang untuk membayar biaya pengobatan Misty. Misty terkejut dengan apa yang didengarnya. Setahunya, Misty tidak terlalu akrab dengan tetangganya, apalagi seorang wanita dewasa. Hingga saat ini, Misty selalu memiliki pertanyaan di otaknya. Siapa wanita yang pernah membayar biaya pengobatan untuknya?  

Pada suatu petang, Misty sedang duduk di kursi dengan mata yang tertutup. Rambutnya yang tidak diikat membuat rambut hitamnya yang panjang tergerai ditiup angin. Saat sedang menikmati angin lembut yang bertiup, suara dari seorang yang mengantarkan paket membuatnya membuka mata dan menatap  ka arah pagar rumahnya. 

“Paket!” Kurir paket itu sepertinya tidak melihat Misty yang duduk di kursi dekat taman karena jarak antara pagar rumah dan taman cukup jauh.  

Misty yang melihat sang kurir terus menerus meneriakkan “paket” tidak membuatnya berdiri dan berjalan untuk mengambil paket itu. Akhirnya, sang kurir paket kelelahan karena berteriak dan berharap pemilik rumah akan keluar dan mengambil paket. Setelah itu, sang kurir paket menyelipkan paket yang hampir setipis kertas itu di antara pagar rumah Misty dan pergi untuk melanjutkan pekerjaannya sebagai kurir paket. 

Misty yang melihat orang yang mengantarkan paket sudah pergi, berjalan ke arah pagar untuk mengambil paket yang sepertinya memang dikirimkan untuknya. Saat mengambil paket itu, Misty membukanya untuk melihat apa yang dia dapatkan. 

“Sebuah surat?” 

Misty cukup penasaran dengan isi dari surat itu setelah mengetahui bahwa yang mengirimkan surat ini adalah pihak rumah sakit tempat Misty dirawat dulu. Lalu, Misty membuka surat itu. Surat itu bertuliskan: 

 

Untuk Misty Alara 

 

Untuk Misty Alara, ibu mau mengingatkan beberapa hal kepadamu. Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatanmu. Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihanmu. Jangan mudah merasa tertekan saat ada yang membuatmu kesusahan.  

Misty, kamu pasti penasaran kenapa ibu seperti mengenal kamu. Apa kamu tahu saat kamu mengalami kecelakaan saat berumur sebelas tahun, siapa yang membayar biaya pengobatanmu? Ibu yang melakukan itu. Apa kamu tahu alasannya, Misty? Itu karena kamu adalah anak ibu, sayang. 

Maaf jika kamu harus merasakan kesendirian sejak masih kecil. Tolong jangan menyalahkan kaluargamu yang lain juga. Alasan kami tidak menjagamu di rumah adalah karena banyak orang yang menginginkan kekayaan keluarga kita. Kami tidak ingin kamu terluka karena kami tidak bisa menjagamu dengan baik. Jadi, ibu meninggalkanmu di rumah itu.  

Sebab itulah, ibu berharap kamu bisa tumbuh dengan baik di rumah tempat ibu meninggalkanmu. Jadi yang terbaik bukan untuk orang lain, tapi jadilah yang terbaik bagi dirimu sendiri dulu. Jadilah seorang yang tidak mudah menyerah. Berjuanglah menjadi seorang yang kuat untuk melindungi orang yang lebih lemah darimu. Jangan jadi orang yang merasa paling berkuasa karena di atas langit masih ada langit. 

Dan yang terakhir, Sayang, jika kamu sudah membaca surat ini, itu artinya ibu telah pergi. Karena ibu meminta kepada pihak rumah sakit untuk memberikan ini saat kamu sudah lebih berpengalaman dalam hidup yang tidak bisa kita tentukan sendiri kejadiannya. Dan semua itu sudah ditakdirkan oleh Yang Mahakuasa.  

Itu saja beberapa pesan ibu, tetap jaga kesehatanmu, Sayang.  

 

Salam sayang dari Zelena Amaya untuk Misty Alara. 

 

Lengang. Misty tidak sedikitpun bersuara setelah selesai membaca surat itu. Tidak terasa air matanya mengalir di pipi. Ia merasakan  air matanya yang sedikit mengalir di pipinya dan mengusap wajahnya dengan kasar. Setelah merasa tidak ada lagi air mata di wajahnya dan memastikan tidak ada orang yang melihatnya, Misty berkata dengan bersungguh-sungguh: 

“Tentu saja, ibu. Aku pasti akan selalu mengingat perkataanmu!” 

Misty dengan cepat mengubah ekspresi di wajahnya menjadi lebih tenang, malu jika ada orang lain yang melihatnya mengatakan itu di depan orang lain. Bahkan jika sudah berumur lima belas tahun, Misty merasa malu jika orang lain melihat sifatnya yang bersemangat seperti anak kecil. 

 

 

Penulis: 

Kimz16 

Previous
Previous

Pesanku untuk mereka 

Next
Next

Pertemuan Singkat