TIADA HARI TANPA BELAJAR

Oleh Dinda 

Ada seorang anak remaja yang berusia 13 tahun dan dia tinggal di Indonesia. Dia bernama Sinta, ia sangat mencintai barang-barang dari luar negri, sampai-sampai kamar Sinta dipenuhi oleh barang-barang Sinta dari luar negri. Pada hari Sabtu ini, ia dan bundanya akan pergi ke Festival Pakaian Indonesia yang jaraknya jauh dari rumahnya,  

Sinta pergi bersama bundanya pada pukul 07.00 WIB, “Hari ini, bunda mengajakku untuk pergi ke Festival Pakaian Indonesia.” Kata Sinta yang sedang mengaca di depan kaca. Sinta menggunakan pakaian yang beberapa pakaiannya dari luar negri, seperti hoodie yang berwarna biru muda yang ia beli di Singapura, rok plisket berwarna hitam yang ia beli di Malaysia, dan sepatu bermerek yang ia beli di Belanda.  

Sesampainya di festival itu, Sinta dan bundanya langsung menghampiri sebuah toko yang terlihat cukup menarik. Toko-toko di sana dibuat menggunakan tenda dan di sana juga ada Festival Tarian Indonesia loh!. Ketika Sinta melihat pakaian-pakaian di sana, ia tertarik dengan toko yang menjual berbagai macam pakaian yang bermotif batik. “Bun, aku mau ke sana ya.” Seru Sinta, “Ia, Nak,.” Jawab bunda. Sinta pun membeli dua baju, yaitu satu lengan panjang bermotif batik yang warnanya coklat dan satu gamis bermotif batik yang berwarna biru.  

Setelah selesai berbelanja di festival itu, ia dan Bundanya pergi ke sebuah restoran kesukaan bunda. Sesampainya di restoran itu, mereka langsung memesan beberapa macam makanan khas Indonesia termasuk rawon. Rawon ini tidak pernah dipesan Bunda di restoran ini., rawon juga salah satu makanan yang tidak pernah dilihat oleh Sinta. Ketika semua makanan sudah berada di atas meja tempat mereka makan, Sinta melihat makanan yang tampak asing sekali menurutnya, yaitu rawon.  

Ia tidak pernah melihat bunda memesan makanan ini, lalu Sinta menanyakan makanan ini kepada bundanya. “Bunda, ini makanan dari mana, Bun? Kok aku gak pernah liat, Bun?” Tanya Sinta. Bunda pun menjelaskan tentang makanan ini pada Sinta, “ Ini namanya rawon, Sinta.  Makanan ini dari Jawa Timur, nah warna hitam ini berasal dari kluwek.” Jawab bunda, “Oh gitu ya, Bun, hehe” Jawab Sinta. Walaupun ini restoran kesukaan bunda, Sinta tidak pernah melihat makanan ini. 

Setelah selesai makan di restoran itu, mereka langsung pulang karena restoran itu jaraknya cukup jauh dari rumah mereka. Saat di perjalanan bunda, tiba-tiba menyuruh Sinta untuk menyumbangkan sebagian barang-barang milik Sinta yang masih layak untuk dipakai, Sinta pun bertanya kepada bunda, “Bunda, kenapa Sinta harus menyumbangkan barang-barang Sinta?” Tanya Sinta.  

Bunda menjelaskan kepada Sinta tentang korban banjir di suatu daerah,  korban-korban banjir itu membutuhkan makanan pokok, pakaian dan dana yang banyak. Kata bunda, “Dengan kita berbagi kepada orang lain, kita bisa membahagiakan orang lain dan yang terpenting adalah niat yang ikhlas dan tidak perlu tahu siapa yang memberi itu.”  

Ayah pun menambahkan, “harta yang kita miliki itu semua adalah titipan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala yang harus kita manfaatkan dengan benar.” Sinta merasa tersentuh hatinya dengan kata-kata bunda dan ayah hari ini. Sinta belajar banyak hari ini tentang berbagi kepada sesama, tentang rawon, dan lain-lain.  

Sebelumnya, Sinta tidak peduli dengan uangnya yang terus-menerus ia pakai untuk membeli barang-barang dari luar negri, Sinta juga sangat boros dalam membeli barang. Pada hari ini Sinta bertekad untuk mengurangi pembelian barang-barang dari luar negri, ia  juga bertekad untuk menyumbangkan pakaian-pakaian Sinta yang masih layak untuk dipakai serta menjual barang-barang Sinta yang nantinya akan ia sumbangkan kepada yatim piatu, dan orang yang membutuhkan, “Hmm, pokoknya hari ini aku mau mengurangi pembelian barang-barang luar negri dan aku akan menjual barang-barang yang masih layak untuk dipakai!” Kata Sinta sambil mengepalkan satu tangannya. 

Ayah dan bunda sering sekali menasihati Sinta setiap harinya, Sinta juga sering bertanya kepada kedua orang tuanya jika ia tidak mengetahui dan paham tentang suatu hal. Sinta senang jika ia dinasihati, ia tidak ingin jika ada satu hari yang Sinta tidak mendapat pelajaran pada hari itu.  

 
 

-Tamat- 

Previous
Previous

SATU DARI 365

Next
Next

Indahnya Kebersamaan di dalam Persatuan