Pengalamanku Vaksin di Sekolah

Oleh: Egan Adi Satria  

Pada hari Sabtu, 28 Agustus 2021 tepatnya pukul 09.00 WIB aku akan melakukan vaksin pertamaku di Sekolah Islam Plus Daarul Jannah. Ini merupakan pengalaman pertamaku untuk mengikuti vaksin. Hal yang aku rasakan sudah pasti tak karuan antara senang dan sedikit takut membayangkan jarum suntik yang nanti akan disuntikkan ke lenganku, apakah rasanya sakit sekali atau hanya sakit seperti digigit semut? Pikiran itu selalu terngiang-ngiang di pikiranku.  

Di malam hari sebelum vaksin, aku sudah mempersiapkan perlengkapan APD yang akan aku pakai untuk pergi ke sekolah besok, yaitu kacamata APD dan masker N-95. Rasanya tak sabar ingin cepat-cepat esok hari karena aku tak sabar ingin ke sekolah bertemu dengan teman-teman dan guru-guruku. 

Pukul 04.00 WIB alarm handphoneku nyaring berbunyi tanda untuk membangunkan aku yang masih terlelap di tempat tidur. Aku pun beranjak dari tempat tidurku dan bergegas untuk menyambut hari yang sangat aku tunggu-tunggu. Tercium harumnya masakan, dan bapakku ternyata sedang mempersiapkan sarapan untuk aku dan kakakku Elang. Aku dan Elang pun bergegas untuk mandi, setelah mandi dan  bersiap-siap kami langsung menyantap sarapan yang sudah dibuatkan oleh bapak. Setelah sarapan bapak menjelaskan kepadaku untuk selalu mematuhi prokes selama di sekolah nanti. Di perjalanan menuju sekolah aku melihat odong-odong dengan lagu twinkle-twinkle little star aku sangat senang  melihatnya. 

Pukul 09.00 WIB aku berangkat dari rumah menuju sekolah bersama dengan kakakku dan bapak. Sesampainya di sekolah aku, Elang, dan bapak dicek suhu terlebih dahulu di pos satpam, lalu kami diminta untuk memasuki bilik disinfektan. Aku pun berjalan ke dalam sekolah. Di sekolah aku melihat ada mobil ambulance untuk membawa orang yang sakit, lalu aku bertemu dengan Bunda Dian dan Bu Gesti, aku dan kakakku diarahkan untuk menuju ke Aula Daarul Jannah tempat dilaksanakannya vaksin COVID-19. Sebelum vaksin dimulai terlebih dahulu aku ditensi darah, setelah ditensi oleh dokter ternyata hasil tensiannya tinggi, lalu dokter memintaku untuk tenang dan beristirahat sejenak, Bu dokter berkata,”Egan yang tenang ya sayang, Egan minum air putih dulu dan tarik nafas dulu pelan-pelan”. Setelah aku minum air putih ½ botol aku mulai merasa tenang dan alhamdulillah hasil tensi darahku normal kembali. Setelah itu, saat divaksin pun tiba, hati ini mulai merasa gugup dan sedikit takut ketika Bu dokter mulai memasukkan cairan obat vaksin ke dalam suntikannya. Bu dokter pun mulai menenangkanku,” Egan tenang ya, rasanya tidak sakit kok hanya seperti di gigit semut saja” ucap Bu dokter sambil tersenyum. Aku pun mencoba untuk memberanikan diri, tak lupa aku membaca bismillah terlebih dahulu. Jarum suntik pun mulai mendarat dan memasuki kulit lenganku. Wah, ternyata alhamdulillah tidak sakit dan rasanya seperti digigit semut saja. Setelah selesai di vaksin aku diarahkan ke ruangan kelas untuk beristirahat sebentar. Alhamdulillah aku tidak merasakan pusing. Setelah selesai aku berpamitan kepada Bu dokter dan guru-guruku tersayang. Aku, kakakku, dan bapak bergegas untuk kembali pulang ke rumah.  

Nah, teman-teman sekian cerita pengalamanku vaksin pertama di sekolah. Teman-teman jangan takut untuk divaksin ya, kita harus mengikuti peraturan pemerintah untuk divaksin agar tubuh kita bisa terhindar dari virus Corona, dan tidak lupa kita semua harus mematuhi protokol kesehatan, yaitu dengan memakai masker dua lapis, rajin mencuci tangan dengan sabun/ memakai hand sanitizer, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas dan melakukan vaksin. Assalamualaikum wr.wb 😊 


 
 

Foto dokumentasi pribadi Egan.  

Editor: Olv 

Previous
Previous

Sosok Pahlawanku

Next
Next

Hanya mimpi?