JADILAH YANG EMPAT

DAN

JANGAN JADI YANG KELIMA

Mari kita mulai tulisan ini dengan sebuah hadits “Kun ‘aliman, aw muta’alliman, aw mustami’an, aw muhibban walaa takun khamisan, fatahlak”. “Jadilah orang yang berilmu atau orang yang mempelajari ilmu atau orang yang mendengarkan ilmu atau orang yang mencintai ilmu dan jangan sampai menjadi yang kelima, maka celakalah ia”. Hadits tersebut menjelaskan betapa pentingnya ilmu. Jika dilihat dari yang pertama bahwasanya kita diperintahkan untuk menjadi orang yang berilmu. Kita harus menjadi ahli dalam suatu bidang ilmu baik itu ilmu agama, ilmu sosial, ilmu eksakta dan lain sebagainya. Hal itu pun sesuai dengan tujuan pendidikan di Indonesia yaitu menghasilkan manusia Indonesia seutuhnya. Manusia Indonesia yang seutuhnya bermakna manusia yang memiliki kemampuan atau keahlian dalam satu bidang tertentu. 

Kedua, jadilah orang yang menuntut ilmu. “Never stop learning because life never stops teaching”. Mungkin, ungkapan tersebut cukup untuk menyadarkan kita betapa pentingnya menuntut ilmu. Ilmu itu harus dicari, dikejar dan digali. Ilmu itu diibaratkan sebagai buruan dan manusia sebagai pemburunya. Pemburu tidak akan senang ketika buruannya tidak tertangkap dan hal itu pun sama dengan manusia untuk tidak pernah puas dalam menuntut ilmu. Beberapa syarat untuk mendapatkan ilmu diantaranya yaitu tamak dan bersungguh-sungguh. Tamak yang dimaksud adalah tamak dalam hal positif yaitu tidak pernah puas dengan ilmu-ilmu yang sudah didapatkan sehingga terus mencari ilmu-ilmu baru. Karena ilmu Allah sangat banyak dan luas. 

Ketiga jadilah orang yang mendengarkan ilmu. Jadilah orang yang senang dengan ilmu-ilmu yang disampaikan oleh orang lain baik itu berasal dari teman, guru, muballigh bahkan dari orang yang tidak kita kenal sekalipun. Ada sebuah pepatah yang mengatakan “Unzhur maa qaala wa laa tanzhur man qaala” yang artinya “lihatlah apa yang dikatakan jangan melihat orang yang menyampaikan”. Pepatah tersebut mengajarkan kita udah selalu mendengarkan hal-hal baik yang berasal dari apapun itu. Ketika kita mendapatkan hal positif baik itu ilmu atau nasehat, maka hendaknya kita mendengarkannya dengan baik. Dan yang terakhir yaitu yang keempat, jadilah orang yang mencintai ilmu. Jika orang sudah cinta, jika orang sudah sayang, maka apapun akan dilakukan untuk hal yang dicintainya. Senang dengan ilmu Allah adalah salah satu cara bersyukur yang biasanya tidak kita sadari.  

Bagaimana dengan menjadi yang kelima? Tidak menjadi ahli ilmu, tidak menjadi orang yang menuntut ilmu, tidak menjadi orang yang senantiasa mendengarkan ilmu dan tidak menjadi orang yang mencintai ilmu-ilmu Allah? Maka, tunggulah kehancuranmu dan itu akan menjadi malapetaka yang akan kamu rasakan di masa yang akan datang.  

 

Salam Ganteng 

 

Penulis: 

Vf_chrome  

Previous
Previous

Tingkatkan Gizi di Masa Pandemi

Next
Next

MENUNDA WAKTU: