BISIK SEMESTA
(Gumilar Ismail Mardiyanto)
Suatu hari di negeri bernama semesta
Bumi menyampaikan keluhnya dalam orkestrasi tanpa suara
Mengapa di atas pundakku begitu banyak kata tanpa tata
Yang menghujam sebabkan luka tak kasat mata
Langit menyampaikan gundahnya dalam kata tanpa bait
Mengapa dalam naunganku begitu banyak jerit
Memekakkan namun hanya ada kelit
Tak peduli, asal bukan diri yang terlilit
Mentari menyampaikan gelisahnya dalam cahaya
Mengapa begitu mudahnya bersuara dalam maya?
Mengapa begitu mudahnya jari menari tanpa tanya?
Mengapa begitu mudahnya mengalirkan tanpa tahu hulunya?
Bulan menyampaikan kesahnya dalam temaram
Benar dan salah tak harus membuat tenggelam
Berada di tepi manapun tak harus membuat karam
Resapkan kesejukan dalam setiap kalam
Pelangi menyampaikan pesan dalam warna
Merah berpesan agar tak meninggikan hirarki amarah
Jingga menitipkan berbuat baiklah tanpa hingga
Kuning mengatakan bermanfaatlah sampai ruh mengering
Hijau mengingatkan jika setiap kita akan selalu ditinjau
Biru berharap khalayak semakin layak ditiru
Nila berujar agar tak mudah mencela
Ungu berkata ingat pesan ini jika tak mau berakhir termangu