BELENGGU

Karya: Rifdah ariibah 


Debu dan angin berbau darah, 
Bangunan hancur tak terlukis, 
Mayat yang tergeletak di jalan. 

Pohon rindang dengan daun berguguran, 
Berjatuhan dan tergeletak, 
Begitulah kami melihat nya, 
Orang orang yang wafat oleh perang tak berkehabisan. 

Tak ada kepastian, 
Warna darah terus terpampang dalam mata, 
Gelap, terang, kami ketakutan. 

Akankah kami ditinggalkan?  
Hanya ditatap dengan empati kasihan. 

Saudara, 
Kami terjajah, 
Kami, butuh pertolongan mu. 
Kami sudah cukup meneteskan air mata. 
Meneteskan darah dan keringat. 

Rumah kami hancur 
sekolah tempat kami belajar hancur bersama tawa. 

Kapan kami belajar di sekolah, tertawa dan bercanda dengan kawan. 
Kapan rumah bisa menjadi tempat istirahat aman kami. 

Berapa lama lagi kami terjajah? 

 

Kami lelah, 
Kami butuh kalian untuk terbebas dari belenggu ini. 
Kami ingin bebas tertawa seperti kalian. 
Kami ingin melihat langit yang cerah.  
Tersenyum menikmati hari hari.  
Tanpa rasa takut.  
Tanpa melihat darah dan mayat tergeletak.  

Beri kami kebebasan.  
Beri kami rasa aman.  
Beri kami tempat perlindungan. 

Cukupkan pertumpahan darah ini. 

Jangan bunuh masa kecil kami, 
jangan kau bunuh tawa kami, 
biarkan kami tumbuh dengan masa kecil yang bahagia. 

Previous
Previous

SUJUDKU

Next
Next

BISIK SEMESTA